Welcome Home Mama (Sri)

     
source : www.google.com
 Seperti petir di siang hari bolong tanpa awan begitulah suasana pagi tadi ketika jari ini membuka hp dan menengok sharing berita di grup WA kantor dan membaca berita tentang dipilihnya kembali sang Ibu menjadi Jenderal di Kementerian Keuangan.
   Sri Mulyani ibarat superhero bagi para mantan bawahannya dulu. Jika diibaratkan kejahatan terbesar di dunia ini adalah korupsi, Beliau bisa disejajarkan dengan Superman, Batman atau Peter Parker. Beliau juga dibaratkan Sam Witwicky, yang berkali-kali menyelamatkan dunia namun tidak diterima di negerinya sendiri (susah cari kerja). Fajar itu terbit ketika Ibu Sri Mulyani terpilih sebagai Menteri Keuangan di Tahun 2005. Reformasi Birokrasi didengungkan. Pada awal-awal menjabat, Beliau bersihkan semua jamur-jamur perusak di Kementerian Keuangan. Baik di sektor penerimaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban hingga pengambilan kebijakan di sektor moneter dan fiskal. Beliau amat dibenci para begundal-begundal yang selama ini kaya dari memeras rakyat lewat kedudukannya. Beliau amat dipuja anak-anak muda yang sangat amat merindukan reformasi birokrasi di institusinya. Pejabat-pejabat eselon banyak yang di ganti terutama di sektor penerimaan yang begitu amat menggurita dan menakutkan. Birokrasi di pangkas. Remunerasi digulirkan. Dan bagi kami di daerah itu merupakan cikal-bakal terbentuknya KPPN Percontohan yang memotong habis generasi peminta suap menjadi generasi melayani dengan cepat dan transparan. Ibarat mimpi, bagi kami yang saat itu masih amat teramat muda, ada sebuah kantor layanan di daerah, melayani dengan cepat, transparan dan tanpa biaya adalah sebuah dongeng yang menjadi nyata. Ya meski kami hanya bagian teramat kecil dari biduk besar, Kementerian Keuangan, (adalah kementerian negara di lingkungan Pemerintah Indonesia yang membidangi urusan keuangan dan kekayaan negara yang tentunya memiliki kewenangan yang sangat besar) namun nafas perubahan kami terasa sekali bagi stakeholders kami. Tanyakanlah bagaimana kami pada bendahara kementerian/ lembaga pemegang APBN. Tanyakanlah pada bendahara-bendahara sekolah pembayar BOS, bendahara-bendahara polisi, pejabat keuangan kementerian lembaga di seluruh pelosok negeri bagaimana kami memperlakukan mereka. Seperti apakah KPPN itu?  Dan semua jalan lurus itu dibuka oleh Ibu Sri Mulyani Indrawati, seorang ekonom pemegang gelar Ph. D dari University of lllinois Urbana-Champaign, U.S.A yang dalam hatinya sangat membenci perilaku korupsi. Sri Mulyani juga merupakan sosok yang gigih memperjuangkan kemajuan perekonomian Indonesia. Beliau sangat concern terhadap pertumbuhan investasi sebagai instrumen utama pertumbuhan ekonomi. Baginya iklim investasi yang bagus dan pembangunan infrastruktur secara berkesinambungan lebih bisa memberikan keuntungan secara berlipat bagi perbaikan perekonomian dibanding mempertahankan konsumsi lewat program-program langsung seperti subsidi.
  At last, bagi kami, Sri Mulyani adalah inspirasi bagi perubahan diri. Meski beliau terpaksa meninggalkan kami karena badai poltik yang kejam yang dihembuskan oleh politisi pengemplang pajak, semangatnya tetap berada dalam dada kami. Semangat untuk tidak berhenti mereformasi diri. Dan ketika dongeng itu terulang kembali, kami cuma berharap agar baktinya pada negeri tak kalah (lagi) oleh ulah bandit-bandit politisi perusak Republik ini.
   Selamat bekerja Ibu. Kami mencintaimu karena kami yakin engkau amat mencintai negeri ini.





Komentar

Postingan Populer