Kuliner Khas Sampit : Wadai (Kue) Pisang atau Mata Gajah?

  
source : www.google.com
     Tugu Ikan Jelawat-Ikon Baru Kota Sampit


   Anda pernah berkunjung ke Kota Sampit, Kab. Kotim, Prov. Kalteng? Ya, saya bahkan tak cuma berkunjung. Tugas negara mengharuskan saya tinggal disana meski untuk waktu yang tidak begitu lama. Itu terjadi sekitar 9 (sembilan) tahun silam saat saya masih sangat muda belia tanpa tanggungan hidup yang bermacam-macam. 
    Sampit merupakan salah satu pintu gerbang ekonomi perdagangan Kalimantan Tengah karena dilintasi Sungai Mentaya yang dapat disinggahi kapal-kapal barang maupun penumpang dari pelabuhan-pelabuhan di Jawa. Saya pernah sekali melakukan perjalanan dari Pelabuhan Sampit menuju Pelabuhan Tanjung Emas di Semarang pada tahun 2008 silam. Mengasyikkan juga lo meski kapal sempat karam di tengah Sungai Mentaya selama 6 (enam) jam. Selain karena air sungai yang surut hal ini konon juga disebabkan oleh morfologi sungai yang sulit, endapan dan alur sungai yang tidak terpelihara, endapan gosong, serta bekas-bekas potongan kayu. 
     Sampit juga termasuk kota yang cukup beragam etnis penduduknya. Selain suku asli (dayak), di kota Sampit juga banyak terdapat pendatang dari suku Banjar (Kalimantan Selatan), Jawa (Jawa Timur), madura dan lain-lain. Meski sempat di landa kerusuhan suku pada tahun 2001, pada kenyataannya sekarang Kota Sampit telah jauh berkembang bahkan menjadi salah satu kota metropolitan di Provinsi Kalimantan Tengah. Pada saat saya masih tinggal di Sampit, terdapat Bandar Udara H. Asan Sampit yang telah melayani rute penerbangan ke Jakarta dan Surabaya. Di Tahun ini, kabarnya bakal dibuka lagi penerbangan dari Sampit menuju Solo dan Yogyakarta.
     Selain sedikit informasi tentang Kota Sampit diatas, tentunya makanan khas Sampit menjadi incaran para traveler yang hendak mengunjungi kota ini. Makanan di Sampit di dominasi oleh makanan banjar (Kalimantan Selatan) dan khas pedas gurih (Jawa Timuran). Anda akan banyak menjumpai masak habang di sini mulai dari ikan-ikanan, ayam, sea food yang dibakar dengan bumbu merah. Banyak juga dijumpai soto banjar, tahu tek, pecel lele, pecel madiun dan juga sate. Dari beraneka ragam kuliner yang ada di Sampit, bagi saya terdapat dua jenis makanan yang tak lekang di hati hingga saat ini. Kedua makanan ini sama-sama dibuat menggunakan cetakan kue pisang yang mirip dengan cetakan kue lumpur. Meskipun begitu kedua kue ini teramat berbeda rasanya. 
  1. Wadai (Kue) Pisang
    source : www.google.com
    Sebenarnya kue ini berasal dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Namun dengan menjamurnya penjual wadai pisang di Sampit membuat saya merasa bahwa kue ini dari Sampit. Wadai ini dipanggang di atas cetakan kue lumpur dengan sedikit margarin lalu ditutup dan dibolak-balik. Oh iya, untuk isian dari Wadai ini bisa diganti sesuai selera loh. Bisa dengan kentang, nangka, keju, ubi atau bahan lainnnya sesuai selera. Dulu wadai manis ini setia menamani sore saya di Sampit sambil nongkrong2 di depan kantor.
  2. Telur Mata Gajah
    source : www.google.com
    Karena makanan ini dominan telur maka proses memanggangnya sedikit menggunakan minyak goreng. Telur puyuh dijadikan toping diatas adonan yang digoreng untuk menambah sensasi gurih dari Telur Mata Gajah. Akan tambah nikmat jika menikmati Telur Mata Gajah dengan dicocol saus sambal. Makanan ini benar-benar khas Sampit, Kalimantan Tengah. 
Mungkin itu sekelumit cerita tentang kue favorit yang sempet menemani saya menghabiskan hari di Sampit dulu. Lain kali saya akan menceritakan pengalaman-pengalaman mengunjungi tempat lain baik kulinernya, tempat wisatanya, ataupun adat budayanya.

Salam Damai.

Komentar

Postingan Populer